Iklan

12/20/2009 | Posted in

 

Mahabarata adalah sebuah kisah dimana terjadi perperangan diantara saudara satu keturunan. Antara Keturunan Korawa dengan Pandawa. kedua keturunan itu masih bersaudara . tetapi karena beberapa hal mereka saling membunuh dalam sebuah perperangan yang melibatkan kurang lebih 4 juta orang yang berperang secara terbuka di sebuah medan perang. saat itu belum ada senjata api , bom, granade. yang ada hanya tombak, panah , pedang, gada karena diperkirakan kejadian itu berlangsung antara 5000 sampai 3000 SM (masih dalam perdebatan) . pertempuran itu berlangsung selama 18 hari di Kuruksherta, India.

yang bikin saya bangga dari perang itu adalah ternyata orang Indonesia ada yang berperan dalam membantu pihak yang yang menang dan juga sangat disegani pada pertempuran tersebut. siapa dia…dialah Gatotkaca…superhero asli Indonesia. kok bisa yaa…simak aja kisahnya..

oke inilah kisahnya (saya sengaja copy-paste supaya keseruan ceritanya tidak berubah , lagi pula terlalu banyak untuk dikarang sendiri…heehehhehe)

Korawa
Korawa atau Kaurawa (Sansekerta: कौरव; kaurava) adalah kelompok antagonis dalam wiracarita Mahabharata. Nama Korawa secara umum berarti "keturunan Kuru". Kuru adalah nama seorang Maharaja yang merupakan keturunan Bharata, dan menurunkan tokoh-tokoh besar dalam wiracarita Mahabharata. Korawa adalah musuh bebuyutan para Pandawa. Jumlah mereka adalah seratus dan merupakan putra prabu Dretarastra yang buta dan permaisurinya, Dewi Gandari.
Pengertian
Istilah Korawa yang digunakan dalam Mahabharata memiliki dua pengertian:
Arti luas: Korawa merujuk kepada seluruh keturunan Kuru. Dalam pengertian ini, Pandawa juga termasuk Korawa, dan kadangkala disebut demikian dalam Mahabharata, khususnya pada beberapa bagian awal.
Arti sempit: Korawa merujuk kepada garis keturunan Kuru yang lebih tua. Istilah ini hanya terbatas untuk anak-anak Dretarastra, sebab ia merupakan keturunan yang tertua dalam garis keturunan Kuru. Istilah ini tidak mencakup anak-anak Pandu, yang mendirikan garis keturunan baru, yaitu para Pandawa.
Riwayat singkat
Dalam Mahabharata diceritakan bahwa Gandari, istri Dretarastra, menginginkan seratus putera. Kemudian Gandari memohon kepada Byasa, seorang pertapa sakti, dan beliau mengabulkannya. Gandari menjadi hamil, namun setelah lama ia mengandung, puteranya belum juga lahir. Ia menjadi cemburu kepada Kunti yang sudah memberikan Pandu tiga orang putera. Gandari menjadi frustasi kemudian memukul-mukul kandungannya. Setelah melalui masa persalinan, yang lahir dari rahimnya hanyalah segumpal daging. Byasa kemudian memotong-motong daging tersebut menjadi seratus bagian dan memasukkannya ke dalam guci, yang kemudian ditanam ke dalam tanah selama satu tahun. Setelah satu tahun, guci tersebut dibuka kembali dan dari dalam setiap guci, munculah bayi laki-laki. Yang pertama muncul adalah Duryodana, diiringi oleh Dursasana, dan saudaranya yang lain.
Seluruh putera-putera Dretarastra tumbuh menjadi pria yang gagah-gagah. Mereka memiliki saudara bernama Pandawa, yaitu kelima putera Pandu, saudara tiri ayah mereka. Meskipun mereka bersaudara, Duryodana yang merupakan saudara tertua para Korawa, selalu merasa cemburu terhadap Pandawa, terutama Yudistira yang hendak dicalonkan menjadi raja di Hastinapura. Perselisihan pun timbul dan memuncak pada sebuah pertempuran akbar di Kurukshetra.
Setelah pertarungan ganas berlangsung selama delapan belas hari, seratus putera Dretarastra gugur, termasuk cucu-cucunya, kecuali Yuyutsu, putera Dretarastra yang lahir dari seorang dayang-dayang. Yang terakhir gugur dalam pertempuran tersebut adalah Duryodana, saudara tertua para Korawa. Sebelumnya, adiknya yang bernama Dursasana yang gugur di tangan Bima. Yuyutsu adalah satu-satunya putera Dretarastra yang selamat dari pertarungan ganas di Kurukshetra karena memihak para Pandawa dan ia melanjutkan garis keturunan ayahnya, serta membuatkan upacara bagi para leluhurnya.
Para Korawa
Berikut ini nama-nama seratus Korawa yang dibedakan menjadi dua versi, versi India dan versi Indonesia. Kedua Korawa utama yaitu Suyodana alias Duryodana dan Dursasana disebut lebih dahulu. Kemudian yang lain disebut menurut urutan abjad.


Versi India
Duryodana (Duryodhana)
Dursasana (Dussāsana)
Abaya (Abhaya)
Adityaketu (Ādithyakethu)
Alalupa (Alolupa)
Amapramadi (Amapramādhy)
Anadrusya (Anādhrushya)
Antudara (Anthudara)
Anuwinda (Anuvindha)
Aparajita (Aparājitha)
Ayubahu (Ayobāhu)
Bahwasi (Bahwāsy)
Bilawardana (Belavardhana)
Bimabala (Bhīmabela)
Bimawiga (Bhīmavega)
Bimawikra (Bhīmavikra)
Carucitra (Chāruchithra)
Citra (Chithra)
Citrabana (Chithrabāna)
Citraksa (Chithrāksha)
Citrakundala (Chithrakundala)
Citrakundhala (Chithrakundhala)
Citranga (Chithrāmga)
Citrawarma (Chithravarma)
Citrayuda (Chithrāyudha)
Danurdara (Dhanurdhara)
Dirkabahu (Dhīrkhabāhu)
Dirkaroma (Dīrkharoma)
Dredahasta (Dridhahastha)
Dredakarmawu (Dhridhakarmāvu)
Dredaksatra (Dridhakshathra)
Dredaratasyara (Dhridharathāsraya)
Dredasanda (Dridhasandha)
Dredawarma (Dridhavarma)
Duradara (Durādhara)
Durdarsa (Durdharsha)
Durmada (Durmada)
Durmarsana (Durmarshana)
Durmuka (Durmukha)
Dursaha (Dussaha)
Dursala (Dussala)
Durwigaha (Durvigāha)
Durwimuca (Durvimocha)
Duskarna (Dushkarna)
Dusparaja (Dushparāja)
Duspradarsa (Dushpradharsha)
Jalaganda (Jalagandha)
Jarasanda (Jarāsandha)
Kancanadwaja (Kānchanadhwaja)
Karna (Karna)
Kawaci (Kavachy)
Kradana (Kradhana)
Kundabedi (Kundhabhedy)
Kundadara (Kundhādhara)
Kundase (Kundhasāi)
Kundasi (Kundhāsy)
Kundi (Kundhy)
Mahabahu (Mahabāhu)
Mahodara (Mahodara)
Nagadata (Nāgadatha)
Nanda (Nanda)
Nisamgi (Nishamgy)
Pasi (Pāsy)
Pramada (Pramadha)
Sadasuwaka (Sadāsuvāk)
Saha (Saha)
Sala (Sala)
Sama (Sama)
Sarasana (Sarāsana)
Satwa (Sathwa)
Satyasanda (Sathyasandha)
Senani (Senāny)
Somakirti (Somakīrthy)
Subahu (Subāhu)
Suhasta (Suhastha)
Sujata (Sujātha)
Sulocana (Sulochana)
Sunaba (Sunābha)
Susena (Sushena)
Suwarca (Suvarcha)
Suwarma (Suvarma)
Suwiryaba (Suvīryavā)
Ugrase (Ugrasāi)
Ugrasena (Ugrasena)
Ugrasrawas (Ugrasravas)
Ugrayuda (Ugrāyudha)
Upacitra (Upachithra)
Upananda (Upananda)
Urnanaba (Ūrnanābha)
Walaki (Vālaky)
Watawiga (Vāthavega)
Wikarna (Vikarna)
Wikatinanda (Vikatinanda)
Winda (Vindha)
Wirabahu (Vīrabāhu)
Wirajasa (Virajass)
Wirawi (Virāvy)
Wisalaksa (Visālāksha)
Wiwitsu (Vivilsu)
Wrendaraka (Vrindāraka)
Yuyutsu (Yuyulssu) *
Dursala (Dussala) *


Versi Indonesia
Duryodana (Suyodana)
Dursasana (Duhsasana)
Abaswa
Adityaketu
Alobha
Anadhresya (Hanyadresya)
Anudhara (Hanudhara)
Anuradha
Anuwinda (Anuwenda)
Aparajita
Aswaketu
Bahwasi (Balaki)
Balawardana
Bhagadatta (Bogadenta)
Bima
Bimabala
Bimadewa
Bimarata (Bimaratha)
Carucitra
Citradharma
Citrakala
Citraksa
Citrakunda
Citralaksya
Citrangga
Citrasanda
Citrasraya
Citrawarman
Dharpasandha
Dhreksetra
Dirgaroma
Dirghabahu
Dirghacitra
Dredhahasta
Dredhawarman
Dredhayuda
Dretapara
Duhpradharsana
Duhsa
Duhsah
Durbalaki
Durbharata
Durdharsa
Durmada
Durmarsana
Durmukha
Durwimocana
Duskarna
Dusparajaya
Duspramana
Hayabahu
Jalasandha
Jarasanda
Jayawikata
Kanakadhwaja
Kanakayu
Karna
Kawacin
Krathana (Kratana)
Kundabhedi
Kundadhara
Mahabahu
Mahacitra
Nandaka
Pandikunda
Prabhata
Pramathi
Rodrakarma (Rudrakarman)
Sala
Sama
Satwa
Satyasanda
Senani
Sokarti
Subahu
Sudatra
Suddha (Korawa)
Sugrama
Suhasta
Sukasananda
Sulokacitra
Surasakti
Tandasraya
Ugra
Ugrasena
Ugrasrayi
Ugrayudha
Upacitra
Upanandaka
Urnanaba
Wedha
Wicitrihatana
Wikala
Wikatanana
Winda
Wirabahu
Wirada
Wisakti
Wiwitsu (Yuyutsu)
Wyudoru (Wiyudarus)


Korawa lainnya


Para Korawa (putera Dretarastra) yang utama berjumlah seratus, namun mereka masih mempunyai saudara dan saudari pula. Yaitu Yuyutsu, yaitu anak Dretarastra tetapi lain ibu, ibunya seorang wanita waisya. Kemudian dari Dewi Gandari, lahir seorang putra lagi bernama Duskampana dan seorang putri bernama Dursala (atau Duççala atau Dussala).

Oke..sampai disini dulu ..lanjut ke postingan selanjutnya (terlalu panjang untuk di tulis di satu postingan)

Category:
��

Comments

0 responses to "Kisah Mahabarata"